Welcome

Assalamu’alaikum..

Terimah Kasih sudah mengkunjungi blog saya Jangan Lupa KOMENT...^^

bagaimana biologi itu?

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 27 Desember 2012

Cara Menghilangkan Gatal Pada Kulit

Cara Menghilangkan Gatal Kulit
Rasa gatal pada kulit bisa di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain gigitan serangga, alergi, obat-obatan dan sebagainya. Namun mayoritas penyakit gatal-gatal disebabkan oleh alergi dan jamur. Rasa gatal yang di akibatkan oleh alergi berhubungan dengan darah, jika di visualisasikan darah orang yang menderita alergi, molekul darahnya menggumpal. Penggumpalan ini yang menyebabkan hipesensitif terhadap “benda asing” atau lingkungan yang dianggap “asing”. Anda harus tahu apa pencetusnya, apakah dari makanan tertentu, suhu atau keadaan lingkungan sekitar anda. Jika anda sudah mengetahuinya, sebaiknya untuk sementara di hindari. Lalu bagaimana cara menghilangkan gatal pada kulit ?....Untuk mengobati rasa gatal akibat alergi, anda bisa menggunakan cara alami berikut ini, namun perlu di catat obat tradisional biasanya bekerja tidak instan, anda harus mengkonsumsi atau menggunakannya secara rutin. Obat Gatal Alami yang Dikonsumsi 1. Daun Pepaya 2. Pare 3. Rebusan daun jambu 4. Bratawali, obat tradisional ini sangat ampuh dalam mengobati alergi namun memiliki rasa pahit bukan kepalang. Obat Gatal Alami yang Dioleskan - Mandi susu. Campurkan oatmeal ke dalam susu evaporasi (susu yang sudah dikurangi kadar airnya_ dan gunakan untuk mandi. Oatmeal (1-2 mangkuk kecil) juga bisa dicampur dengan air hangat dalam bak berendam. Susu bekerja cukup baik untuk mengusir gatal-gatal di kulit dan membuat kulit lebih halus. - Baking soda (sekitar 1 mangkuk kecil) juga bisa dicampurkan ke dalam bak mandi berisi air hangat untuk mengurangi gatal-gatal akibat iritasi, gigitan serangga, sengatan lebah, dan lainnya. Berendamlah sekitar 30-60 menit. Untuk luka sedikit di kulit, campurkan tiga bagian baking soda dengan satu bagian air, lalu oleskan pasta ini ke area yang gatal. Namun, jangan lakukan hal ini jika kulit terluka. - Oleskan air perasan lemon ke bagian tubuh yang gatal, biarkan hingga kering. Jeruk mengandung bahan anestetik dan antiradang yang ampuh mengatasi gatal-gatal. - Oleskan daging tanaman lidah buaya ke tubuh yang gatal. Zat dalam lidah buaya tak hanya bisa mengatasi luka bakar, tapi juga gatal-gatal. - Mandi dengan air yang dibubuhi minyak pepermint. Untuk area yang sedikit, seduh daun mint dan gunakan airnya untuk membasuh bagian tubuh yang gatal, atau celupkan kain bersih ke air seduhan daun mint kemudian kompreskan ke bagian tubuh yang gatal. Daun mint mengandung mentol yang bersifat anestetik dan antiradang. Asam rosmarinik di dalamnya juga bersifat antiradang yang mudah diserap ke dalam kulit. - Tambahkan dua sendok makan cuka apel ke dalam air mandi dan gatal-gatal pun akan berkurang. - Kompres bagian yang gatal-gatal dengan kompres dingin Menghilangkan Gatal/Alergi dengan Minyak Habbatussauda dan Zaitun Kedua jenis herbal ini yaitu Minyak Habbatussauda dan Minyak Zaitun di kenal sejak lama bisa mengobati rasa gatal pada kulit. Keduanya bisa di konsumsi atau di gunakan sebagai obat luar, biasanya di campur ketika ingin mandi. Jika anda ingin tahu lebih detail tentang manfaatnya bisa lihat langsung: - Minyak Habbatussauda (Cair) - Minyak Habbatussauda (Kapsul) - Minyak Zaitun Berikut Cara Mengatasi Gatal dengan Minyak Habbatussauda dan Zaitun 1. Jika sedang meradang, mandi dg air hangat. lebih utama jika dicampurkan Minyak Habatussauda 2. Biasakan mandi shubuh dg air dingin 3. Bekam rutin per 2 minggu, terutama titik pencernaan & organ lain 4. Puasa sunnah senin & kamis 5. Minum madu + air putih pagi hari sebelum makan apapun 6. Minum Habbatussauda, zaitun, sayuran & buah setiap hari 7. Minum air putih 2,5L//hari Selain kedua jenis herbal tersebut, anda juga bisa menggunakan ANTIDERM. Herbal ini merupakan perpaduan dari produk herbal di atas. Antiderm dibuat dengan komposisi Habasy sauda, Eugenol, zaitun dan VCO. Itu untuk pengobatan luar, untuk pengobatan dalam anda bisa mengkonsumsi herbal berikut ini: ALERGIN Khasiat: Membantu meredakan gejala alergi MADU KARET AL WADEY Waktu yang tepat untuk mengkonsumsi madu adalah 1 atau 2 sendok menjelang tidur dan setelah bangun tidur.

Selasa, 25 Desember 2012

serangga memacu utama evolusi dan keragaman tumbuhan


Riset terbaru dari Universitas Toronto Mississauga (UTM) mengenai dampak serangga terhadap populasi tanaman telah menunjukkan bahwa evolusi dapat terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, bahkan dalam satu generasi. Studi ini dipublikasikan dalam Science edisi 5 Oktober.
“Para ilmuwan telah lama berhipotesis bahwa interaksi antara tanaman dan serangga telah membawa begitu banyak keragaman yang bisa kita lihat di antara tanaman, termasuk tanaman pertanian, namun hingga sekarang kita masih memiliki keterbatasan bukti eksperimental langsung,” kata Marc Johnson, Asisten Profesor di Departemen Biologi UTM. “Riset ini mengisi celah mendasar pada pemahaman kita tentang bagaimana seleksi alam oleh serangga menyebabkan perubahan evolusioner pada tanaman sebagaimana mereka beradaptasi, serta menunjukkan betapa cepatnya perubahan-perubahan itu bisa terjadi di alam.”
Johnson bersama rekan-rekannya dari Universitas Cornell, Universitas Montana dan Universitas Turku di Finlandia, menanam evening primrose, suatu tanaman yang umumnya mereproduksi diri dan menghasilkan keturunan identik secara genetis, ke dalam dua set plot. Masing-masing plot awalnya berisi 60 tanaman dari 18 genotipe yang berbeda (tanaman yang mengandung set mutasi yang berbeda-beda).
Untuk menguji apakah serangga mendorong evolusi pertahanan tanaman tersebut, salah satu set plot disimpan bebas dari serangga dengan aplikasi insektisida dua mingguan secara teratur selama masa penelitian. Sedangkan set plot lainnya menerima serangga dalam tingkat yang alami.
Plot-plot tersebut dibiarkan bertumbuh tanpa gangguan lain selama lima tahun. Setiap tahun, Johnson beserta rekan-rekannya menghitung jumlah dan jenis tanaman yang memenuhi plot. Mereka juga menganalisis frekuensi perubahan genotipe evening primrose yang berbeda-beda serta sifat-sifat yang terkait dengan genotipe tersebut.
Seekor ulat ngengat evening primrose (Schinia florida) melahap tunas bunga evening primrose biasa (Oenothera biennis). Ngengat-ngengat ini secara eksklusif memakan bunga dan buah-buahan dari evening primrose dan dalam menanggapi seleksi alam yang diakibatkan oleh hal ini dan ngengat spesialis lainnya, populasi evening primrose di kemudian hari mengembangkan bunga serta memproduksi tingkat tinggi bahan kimia beracun yang disebut ellagitannins dalam buah-buahan mereka. Evolusi ini efektif mengurangi kerusakan organ reproduksi tanaman tersebut beserta keturunannya. (Kredit: Marc Johnson)
Johnson mengungkapkan bahwa evolusi, yang hanya merupakan perubahan frekuensi genotipe dari waktu ke waktu, diamati pada semua plot setelah hanya dalam satu generasi. Populasi tanaman mulai menyimpang secara signifikan dalam menanggapi serangan serangga dalam sedikitnya tiga hingga empat generasi. Misalnya, tanaman yang tidak dikenai insektisida mengalami peningkatan frekuensi genotipe yang terkait dengan tingkat bahan kimia beracun yang lebih tinggi dalam buah-buahan, yang membuat mereka terasa enak bagi benih ngengat predator. Tanaman yang berbunga belakangan, sehingga terhindar dari serangga predator, juga meningkat frekuensinya.
Johnson mengatakan temuan ini juga menunjukkan bahwa evolusi mungkin menjadi mekanisme penting yang menyebabkan perubahan ekosistem secara keseluruhan. “Sebagaimana populasi tanaman ini berevolusi, sifat mereka mengubah dan mempengaruhi interaksi mereka dengan serangga dan spesies tanaman lainnya, yang pada gilirannya dapat mengembangkan adaptasi untuk mengatasi perubahan tersebut,” kata Johnson. “Kelimpahan dan daya saing populasi tanaman mengalami perubahan. Evolusi dapat mengubah ekologi dan fungsi organisme serta keseluruhan ekosistem.”
Perubahan ekologis tambahan terjadi dalam plot ketika serangga sudah disingkirkan. Tanaman pesaing, seperti dandelion, memasuki kedua set plot tersebut namun lebih berlimpah pada plot tanpa serangga. Hal ini pada gilirannya mengurangi jumlah tanaman evening primrose. Dandelion yang lebih banyak menggunakan sumber dan juga berpotensi mencegah cahaya untuk mencapai benih evening primrose, mempengaruhi perkecambahan biji. Menurut Johnson, perubahan ekologis merupakan hasil dari tekanan dari ulat ngengat yang suka memakan dandelion.
“Apa yang ditunjukkan dalam penelitian ini adalah bahwa perubahan dalam populasi-populasi tanaman ini bukan hasil dari pergeseran genetik, melainkan secara langsung karena seleksi alam oleh serangga pada tanaman,” kata Johnson. “Hal ini juga menunjukkan seberapa cepat perubahan evolusioner dapat terjadi – tidak lebih dari ribuan tahun, tetapi selama bertahun-tahun, dan semuanya terjadi di sekitar kita.”

Jurnal: A. A. Agrawal, A. P. Hastings, M. T. J. Johnson, J. L. Maron, J.-P. Salminen. Insect Herbivores Drive Real-Time Ecological and Evolutionary Change in Plant PopulationsScience, 2012; 338 (6103): 113 DOI: 10.1126/science.1225977

sumber : www.faktailmiah.com

bakteri berkomunikasi lewat sentuhan

Bagaimana jika bakteri dapat bicara satu sama lain? Bagaimana jika mereka punya indera sentuhan? Sebuah studi terbaru dari para peneliti UC Santa Barbara menunjukkan keduanya benar, dan berteori kalau sel demikian, pada faktanya, perlu berkomunikasi untuk melakukan fungsi tertentu.



Penemuan ini muncul baru saja dalam jurnal  Genes & Development.
Christopher Hayes, asisten professor biologi molekuler, seluler, dan perkembangan UCSB, bekerjasama dengan mahasiswa pasca sarjana  Elie Diner, Christina Beck, dan Julia Webb untuk mempelajari  uropathogenic E. coli (UPEC), yang menyebabkan infeksi saluran kemih pada manusia. Mereka menemukan hubungan mirip saudara antara system sel yang telah lama diduga sebagai musuhnya.

Makalah mereka menunjukkan kalau bakteri menunjukkan sebuah system hambat pertumbuhan tergantung kontak (Contact–Dependent Inhibition – CDI) yang dapat menghambat bakteri tanpa system demikian hanya bila bakteri targetnya memiliki CysK, sebuah enzim metabolic yang dibutuhkan untuk sintesis asam amino cysteine. CysK ditunjukkan berikatan dengan racun CDI — sebuah enzim yang memecah  RNA รณ dan mengaktifkannya.
Untuk sebuah system sel yang diduga hanya ada untuk membunuh bakteri lain – seperti diduga pada CDI – hasil ini mengejutkan, kata Hayes, karena ini berarti sel penghambat CDI+ harus mendapatkan izin dari targetnya sebelum melakukan tugasnya.
 “Ini pada dasarnya bermakna sel penghambat bertanya pada sel target, “bolehkah saya menghambat anda?” jelas beliau. “Ini tidak masuk akal. Mengapa menambah lapisan kompleksitas baru? Mengapa menambah factor izin? Ini temuan yang tidak biasa.
 “Kami pikir sekarang system CDI tidak dibuat semata karena sel-sel ini ingin keluar dan membunuh sel lain,” lanjut Hayes. “Hasil kami menunjukkan kemungkinan kalau sel-sel ini menggunakan CDI untuk berkomunikasi sebagai saudara dan bekerjasama; misalnya, dalam membentuk biofilm, yang memberikan kekuatan dan kelangsungan hidup yang lebih baik pada bakteri.”

 Studi ini menunjukkan enzim CysK sebagai katalis potensial untuk komunikasi bakteri tersebut – seperti jabat tangan rahasia, atau sebuah password. Secara sederhana, kata Hayes, “Jika anda memiliki sandi yang tepat, anda diizinkan bergabung; sebaliknya, anda akan diusir.”
Walaupun hanya UPEC yang dipelajari dalam makalah ini, Hayes mengatakan kalau temuan ini berpotensi untuk berlaku pada pathogen lainnya mulai dari meningitis bakteri hingga wabah, serta bakteri berbasis tanaman yang dapat merusak pertanian.
David Low, Profesor biologi molekuler, seluler, dan perkembangan serta pengarang kedua dalam makalah ini, menjelaskan karya laboratorium Hayes sebagai terobosan penting dalam bagaimana bakteri berkomunikasi – dan penerapan praktisnya yang suatu saat dapat diwujudkan.

 “Kita baru saja mulai mendapatkan petunjuk kalau bakteri mungkin bicara satu sama lain dengan bahasa yang tergantung kontak,” kata Low. Mereka bersentuhan dan merespon satu sama lain dalam cara berbeda tergantung system CDI dan factor genotype lainnya. Harapan kami adalah pada puncaknya karya ini dapat membantu pengembangan obat yang memblokir atau meningkatkan komunikasi tergantung sentuhan, untuk bakteri berbahaya ataupun yang menguntungkan.”
Penelitian ini didukung oleh dana dari  National Institutes of Health dan National Science Foundation.




Sumber berita:
Referensi jurnal:
E. J. Diner, C. M. Beck, J. S. Webb, D. A. Low, C. S. Hayes. Identification of a target cell permissive factor required for contact-dependent growth inhibition (CDI)Genes & Development, 2012; DOI: 10.1101/gad.182345.111
Sumber: www.faktailmiah.com